DAMPAK
PELEMAHAN RUPIAH PADA DAYA BELI MASYARAKAT
Kepala
Ekonom dari Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan mengatakan bahwa pelemahan
nilai tukar rupiah terhadap impor tidak bisa berdampak dalam jangka pendek.
Sebab, pelaku usaha sudah terikat dengan kontrak bisnis.
“Pelaku usaha tidak mungkin bisa
langsung memangkas impor ketika melihat nilai tukar melemah. Mereka kan sudah
terikat kontrak unutk memenuhi kebutuhannya” ujar Fauzi Ichsan. Ia menyebutkan
bahwa pengaruhnya baru akan terasa dalam jangka menengah panjang yakni 6 bulan
ke atas. Kala itu, pelaku usaha (importir) melakukan kontrak baru.
Akan tetapi, nilai tukar lantas tidak
bisa dibiarkan melemah. Sebab, kondisi tersebut berdampak negatif terhadap
perekonomian nasional. “pelemahan nilai tukar akan meningkatkan kembali
inflasi. Saat harga barang-barang melonjak naik tinggi, daya beli masyarakat
akan tertekan. Dampaknya kemiskinan bertambah.” Terang Fauzi. “saat melihat
daya beli masyarakat menurun, pelaku usaha tentu akan menurunkan investasinya,
jika investasi menurun maka penciptaan lapangan kerja baru berkurang.
Penggangguran meningkat.” Tambah dia.
Ketua Program Magister Perencanaan dan
Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Tellisa Aulia
Falianty mengungkapkan pelemahan nilai tukar rupiah tidak bisa langsung menekan
impor. Pelemahan nilai tukar ini membutuhkan rentang waktu 8-12 bulan. “Apabila
rupiah melemah, yang berkurang adalah kuantitasnya. Tapi dari sisi nilai justru
naik. Kalau rupiah terus dibiarkan melemah, bisa jadi pelaku usaha akan kurangi
impor. Tapi kondisi ini kan butuh waktu yang panjang.” Tandasnya
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar