PRA
DAN PASCA JOKOWI (BANJIR DI JAKARTA)
Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengklaim penanganan bencana banjir di
Jakarta pada tahun ini lebih baik dibanding dengan tahun lalu. “walau tidak
100% sempurna, penanganan banjir di Jakarta pada tahun ini dirasa lebih baik,”
ujar kepala pusat data informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di
Jakarta. Lebih baiknya penanganan banjir di Ibu Kota pada tahun ini bisa
dilihat dari sejumlah indikasi. Antara lain luas wilayah di Jakarta yang terkena
banjir pada 2013 mencapai 2.143 hektare atau 30% dari luas total wilayah. Pada
tahun ini wilayah yang terkena berkurang menjadi 1.425 hektare atau 20% dari
total wilayah ibu kota.
“Jumlah
korban meninggal juga menurun dari tahun lalu 41 orang, tahun ini ada 7 orang.”
Berkenaan dengan kerugian akibat banjir, Sutopo mengaku belum bisa diperbandingkan
lantaran data kerugian pada saat ini sedang direkap. Pada tahun lalu kerugian
akibat banjir di DKI mencapai Rp 7 triliun.
Penanganan lebih baik lantaran
antisipasi penanganan bencana banjir sudah disiapkan jauh-jauh hari. BNPB
bersama pihak terkait telah melakukan pelatihan kondisi darurat, evakuasi untuk
pengungsi, kebutuhan untuk pengungsi sudah disiapkan, pendanaan, peralatan, sebelum banjir dating.
Pengamat
tata kota, Yayat Supriatna, juga meilai positif kinerja Jokowi-Ahok dalam
mengatasi banjir. Meski baru sekitar setahun menjabat, upaya Jokowi mengatasi
banjir dianggapnya lebih nyata ketimbang Foke, baik dari cara structural maupun
non structural.
Melalui cara structural, Jokowi
dinilai lebih rajin sowan kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Kementrian
Pekerjaan Umum. Tidak hanya itu, Jokowi juga aktif melakukan komunikasi dengan
pemerintah kota di sekitar Jakarta. Jokowi juga lebih rajin mencari cara
mengatasi banjir dengan bekerja sama dengan instansi Negara.
Adapun cara non-struktural, lanjur
Yayat, Jokowi jauh lebih canggih ketimbang Foke. Jokowi lebih memberdayakan
stakeholder di ibu Kota, mulai dari perusahaan untuk dana corporate social
responsibility (CSR), memberdayakan masyarakat di lingkungan, menggandeng
musisi, seniman untuk kampanye lingkungan bersih. Bahkan, kata dia sampai hal
kecil, tetapi diyakini berimbas signifikan, misalnya membuat sumur resapan
dalam di jalan-jalan.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar