Senin, 07 Januari 2013

Jurnal Ekonomi Koperasi 3

PENGKAJIAN TENTANG DAMPAK PROGRAM STIMULAN
DENGAN POLA BERGULIR MELALUI KOPERASI
DIBIDANG PETERNAKAN, PERIKANAN DAN PERKEBUNAN

Abstract

This study aims at : (1) identifying impact of stimulation program with revolving technique through
cooperative in veterinary, fishery and farming sector to breeders or farmers cooperative and
location aspect in economy, social and culture; (2) evaluating the effectiveness of stimulation
program through revolving technique to achieve main purpose program; (3) drawing up the policy
in the frame of empowerment with revolving technique in cooperative in sector of veterinary,
fishery and farming; (4) increasing income rate and farmer breeder and fisherman welfare for
those who work professionally and self motivated. This study was carried out in 23 provinces and
44 regences. It consisst of primer and secunder data. The method uses descriptive analysis and
simultaneous regresi. Stimulation program with revolving technique has not yet shown positive
impact in veterinary, fishery, and farming sector. Program impact is averagely still low with
elasticity than 1, even some are negative.

I. PENDAHULUAN
   Dalam rangka memacu kinerja dan kontribusi koperasi dan usaha kecil dan menengah
   (KUKM) dalam perekonomian, maka perlu dilakukan upaya pengidentifikasian serta
   pemecahan masalah yang dihadapi oleh KUKM. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian
   Koperasi dan UKM berusaha menstimulir pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui
   kebijakan pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UKM dengan mengembangkan
   program yang bersifat stimulan dalam bentuk bantuan perkuatan sarana dan permodalan
   dengan pola bergulir. Penyelenggaraan program tersebut bertujuan untuk : (a)
   meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan, (b) meningkatkan volume usaha koperasi, (c)
   meningkatkan penyerapan tenaga kerja, (d) meningkatkan semangat berkoperasi, (e)
   meningkatkan pendapatan anggota, (f) membangkitkan etos kerja.

Model stimulasi dengan pola bergulir melalui koperasi peternakan, perikanan dan perkebunan
(NAKINBUN) telah dilakukan sejak tahun 2002 oleh Kementerian Koperasi dan UKM, antara lain
melalui : (a) Koperasi dibidang peternakan, dengan pola bergulir untuk komoditas ternak sapi
perah dan sapi potong, domba, itik dan ayam, (b) Koperasi dibidang perikanan dengan pola
bergulir untuk sarana dalam bentuk alat tangkap ikan dan penginderaan jarak jauh, (c) Koperasi
dibidang perkebunan dengan pola bergulir untuk budidaya dan agribisnis rami, pabrik kelapa
sawit skala kecil, kopi, sabut kelapa dan gambir. Tahun 2003, program stimulan
dengan pola bergulir telah diberikan kepada koperasi yang bergerak dibidang
peternakan sebanyak 182 koperasi, perikanan sebanyak 47 koperasi dan
perkebunan sebanyak 36 koperasi.

Pengkajian dampak stimulasi dana bergulir dibatasi pada KUKM yang memiliki
kriteria sebagai berikut : 1) telah menerima bantuan, 2) telah mengelola bantuan
tersebut, dan 3) telah mengahsilkan atau berproduksi. Untuk melihat efektivitas
program dana bergulir, maka perlu dilakukan kajian evaluatif tentang dampak
program secara terarah, sistematis dan konsisten.
Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan dari penelitian ini adalah :
(1) bagaimanakah dampak program stimulan dengan pola bergulir melalui koperasi
dibidang nakinbun terhadap peternak atau petani, koperasi dan daerah/lokasi ditinjau
dari aspek ekonomi, sosial dan budaya? (2) sejauh manakah tingkat efektivitas
program stimulasi dengan pola bergulir dalam mencapai tujuan program? (3)
bagaimanakah kebijakan dan model perkuatan pola bergulir pada koperasi dibidang
nakinbun yang berbasis partisipasi anggota dan potensi lokal.

Mengacu pada pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan
mengevaluasi dampak program, melakukan analisa efektivitas dan efisiensi, serta
menganalisa kebijakan dari program yang telah berjalan. Adapun rincian tujuan
penelitian ini adalah : (1) melakukan identifikasi dampak program stimulan dengan
pola bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun terhadap peternak atau petani,
koperasi dan daerah/lokasi dari aspek ekonomi, sosial dan budaya, (2) melakukan
evaluasi terhadap efektivitas program stimulasi dengan pola bergulir dalam mencapai
tujuan utama program, (3) menyusun desain kebijakan yang tepat dalam rangka
perkuatan dengan pola bergulir pada koperasi dibidang nakinbun, (4) meningkatkan
tingkat pendapatan dan kesejahteraan petani, peternak dan nelayan yang memiliki
etos kerja profesional dan mandiri.

Manfaat dari kegiatan ini adalah : (1) tersusunnya informasi keberhasilan dan
kegagalan program dana bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun, (2)
tersusunnya model-model perkuatan dana bergulir melalui koperasi dibidang
nakinbun yang berbasis partisipasi masyarakat dan potensi lokal, (3) tersusunnya
desain kebijakan dan model kelembagaan pola bergulir melalui koperasi dibidang
nakinbun yang efisien dan produktif yang terkait dengan usaha anggota.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1. Terminologi dan Definisi Operasional
       Dana bergulir (revolving fund) sering diartikan sebagai dukungan dana yang proses
       pemanfaatannya dibatasi berdasarkan kegunaan dan waktu dengan pola penggunaan
      secara bergulir (pengalihan beruntun) dari penerima bantuan pertama kepada penerima
      bantuan berikutnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan program dana bergulir
      adalah dukungan perkuatan modal yang diberikan oleh pemerintah/Kementerian
      Koperasi dan UKM kepada masyarakat yang disalurkan melalui koperasi primer untuk
       dimanfaatkan dengan pola bergulir.

Program bantuan perkuatan berupa dana bergulir diberikan pada tiga bidang usaha
yakni bidang NAKINBUN. Dibidang pertanian bantuannya berupa ; (1) pengembangan
budidaya dan agroindustri serat rami, (2) pengembangan usaha pengolahan kopi, dan
(3) pengembangan usaha pengolahan gambir. Dibidang peternakan berupa : (1)
pengembangan usaha penggemukkan sapi potong impor, (2) pengembangan sarana
usaha peternakan, (3) pengembangan usaha pembibitan sapi lokal, (4) pengembangan
usaha ternak domba/kambing, (5) pengembangan usaha budidaya dan pembibitan itik,
(6) pengembangan usaha persusuan, dan (7) pengembangan usaha persusuan.
Dibidang perikanan berupa : (1) pengembangan usaha penangkapan ikan dengan
fasilitas penginderaan jarak jauh dan (2) pengembangan usaha perikanan.

III. METODE

3.1. Lokasi dan objek penelitian
       Penelitian ini dilakukan di 23 propinsi (Sumut, Sumbar, Riau, Lampung, Sumsel,
       Bengkulu, Babel, Jambi, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Bali,
       NTB, NTT, Sulsel, Sultra, Sulut, Maluku) pada 44 kabupaten. Desain penelitian dimulai
      dengan menentukan unit analisis atau sampel penelitian terdiri dari : (a) model ekonomi
      sosial untuk unit penelitian koperasi, (b) model ekonomi sosial untuk unit penelitian
      anggota koperasi.

3.2. Instrumen dan variabel penelitian
      Model ekonomi sosial untuk unit koperasi sebagai berikut : (1) fungsi aset koperasi, ASK
      = f (JA, PS, KK), (2) fungsi jumlah tenaga kerja koperasi, JP = f (KPS, JA, N, B, LTK,
      PS), (3) fungsi jumlah jam kerja koperasi, LTK = f(JP, PAK, MAT, MBT, SPK), (4) fungsi
      biaya produksi, CPK = f (OMK, MAT, MBT), (5) fungsi pendapatan penjualan (omset)
      kopersi, OMK = f (LTK, ASK, CPK), (6) Persamaan pendapatan (laba/rugi) operasional
      koperasi, PTK = OMK – CPK.
      Keterangan : ASK = aset koperasi, CPK = biaya produksi koperasi, JA = jumlah anggota

koperasi, JP = jumlah pekerja koperasi, KK = kriteria koperasi (modal awal koperasi), LTK =
jumlah jam kerja koperasi per hari, MAT = rata-rata tingkat pendidikan penurus koperasi, MBT =
rata-rata lama bekerja pengurus koperasi, OMK = pmset koperasi, PAK = partisipasi anggota
koperasi, PS = nilai nominal program stimulan, PTK = pendapatan total koperasi, SPK = sarana
produksi koperasi (kualitas aset koperasi), N = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir
di sektor peternakan, I = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor perikanan, B
= koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor perkebunan.

Model ekonomi sosial untuk unit anggota koperasi sebagai berikut : (1) fungsi
jumlah jam kerja anggota, LKD = f (JP, PS, LU, EKA, KB, N), (2) fungsi nilai
penjualan (omset) anggota, OMA = f(LTA, PS, KB, CPA, KA), (3) fungsi
partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi (semangat berkoperasi), PA =
f(PS, EKA, LU, N), (4) fungsi etos kerja anggota, EKA = f (ICA, PAK, PDA,
UA, JAK, N), (5) fungsi biaya produksi anggota, CPA = f (OMA, JP, PDA, KB),
(6) persamaan pendapatan anggota dari usaha yang dikelola dengan bantuan
dana bergulir, ICA = OMA – CPA.

Keterangan : CPA = biaya per bulan rata-rata yng dikeluarkan anggota untuk usaha yang
mendapatkan bantuan dana bergulir, EKA = etos kerja anggota, ICA = pendapatan anggota
(laba/rugi usaha) dari usaha yangmendapatkan bantuan dana bergulir, JAK = jumlah anggota
keluarga, JP = jumlah pekerja yang terlibat dalam usaha yang dikelola oleh anggota dan
mendapatkan bantuan dari program stimulan, KA = kondisi alam; keseuaian kondisi alam dan
lingkungan tempat usaha yangmendapatkan bantuan program stimulan, KB = kondisi bantuan;
kualitas fisik bantuan program stimulan yang diterima oleh anggota, LTA = totsl jam kerja ratarata
perhari untuk usaha yang dijalankan anggota dan mendapatkan bantuan dari program
dana bergulir, LU = lama usaha, untuk usaha yang mendapatkan bantuan dari program dana
bergulir, N = anggota koperasi yang mendapat bantuan dibidang peternakan, OMA = besarnya
nilai omset rata-rata perbulan dari usaha yang dijalankan anggota dan mendapatkan bantuan
dari program dana bergulir, PAK = partisipasi anggota koperasi, PDA = tingkat pendidikan
anggota, PA = nilai nominal program stimulan.

3.3. Populasi dan sampel

      Metode pengambilan sampel dalam kajian ini adalah dengan teknik purposive
      sampling. Perhitungan sampel berdasarkan propinsi dimana dari 24 propinsi
      tersebut diambil masing-masing 2 kabupaten yang representatif sehingga
      didapatkan kabupatennya seperti pada Tabel.1.

Tabel 1. Penentuan Responden Berdasarkan Sub sektor
1. Peternakan 185 65 130 195 325
2. Perikanan 53 19 38 57 95
3. Perkebunan 35 12 24 36 6
Jumlah Responden 192 288 470

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari pengurus koperasi dan anggota koperasi, sedangkan data sekunder
diperoleh dari publikasi tertulis. Adapun teknik dan pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi.
Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi simultan.

3.4. Metode Analisis Deskriptif
       Dalam analisis deskriptif, digunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif
       kualitatif digunakan untuk menganalisis kebijakan program stimulan, bagaimana
       mekanisme program stimulan sesuai dengan juklak dan juknis. Selanjutnya dilakukan
       analisis apakah program stimulan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang telah
      ditetapkan. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui dampak program
      terhadap daerah/masyarakat di sekitar lokasi koperasi penerima program sesuai dengan
      hasil data dari kuesioner. Dampak terhadap daerah/masyarakat sekitar diukur dengan
      indikator-indikator munculnya usaha baru dan penyerapan tenaga kerja.

3.5 Metode Regresi Simultan
      Metode regresi simultan digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel exogen
      (exogenous variable) terhadap variable endogen (endogenous variable) dalam hubungan
      yang bersifat simultan (saling berkaitan). Variable exogen adalah variabel yang tidak
     dipengaruhi oleh varibel lain yang terdapat dalam model sistem persamaan simultan,
     sedangkan variabel endogen adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh
     variabel lain yang terdapat di dalam model sistem persamaan simultan.
     Variabel exogen yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kondisi awal dari
     stakeholders (koperasi dan anggota) serta bentuk dan jumlah bantuan yang diberikan.
     Untuk melakukan analisis dengan menggunakan persamaan regresi simultan dilakukan
     dalam dua tahap yaitu tahap estimasi dan tahap simulasi. Tahap estimasi digunakan
     untuk menduga nilai koefisien dari masing-masing variabel independen, sedangkan
     tahap simulasi digunakan untuk mengetahui dampak dari program stimulan terhadap
     keenam aspek tujuan program.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar