KAJIAN STRATEGIS PENGEMBANGAN TAHAP LANJUT
SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM
PERKUATAN
SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM
PERKUATAN
Abstract
Strategic program to improve SMEs throught closing business centre that has been
done since 2001, must be looked and analysed for later improvement, especially that
which does not have to find unfinancial supported, which is called post supported. The
result of research state of business centre move in wood and fish marine sector is the
advance business centre that has better ability and freedom. From that analysis, to
improve the business centre is needed conglomerate diversification strategy closed
throught two patterns. On the other hand, the intrested case is on going business
centre that has better business capacity than with post supported Fasilitation.
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) telah mampu menunjukkan kinerja
yang relatif lebih tangguh dalam menghadapi masa krisis yang panjang.
Kontribusi sektor ini pada perekonomian nasional pun cukup signifikan. Pada
tahun 2005 jumlah UKM tercatat 44,6 juta unit atau 99,99 % dari keseluruhan
unit usaha ekonomi yang ada, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar
88,7% dari jumlah tenaga kerja yang ada, atau mencapai 68,28 juta orang.
Data ini mengindikasikan UKM dapat menjadi motor penggerak bagi
pertumbuhan ekonomi nasional, walaupun rata-rata produktivitasnya relatif masih
rendah.
Mengingat struktur UKM yang khas, dengan heterogenitas yang cukup tinggi,
maka pendekatan pembangunan UKM melalui sentra/klaster menjadi salah
satu langkah yang dianggap strategis. Untuk itu proses pengembangan sentra
UKM yang selama ini dilakukan (sejak tahun 2001), disertai dengan memberikan
bantuan perkuatan, baik dalam bentuk finansial maupun non finansial.
Salah satu hasil kajian terhadap sentra yang dilakukan pada tahun 2003 dan
2004 menunjukkan bahwa: a) paling tidak telah ada dampak positif
pengembangan sentra dalam bentuk peningkatan kapasitas sentra, walaupun
kondisi itu belum disertai dengan peningkatan produktivitasnya, b) Sudah terjalin
kerjasama antar UKM dalam sentra yakni di bidang pemasaran (24%) dan
pengadaan bahan baku (19%), c) ditemukan ada persaingan antar UKM dalam
sentra yang cukup tinggi.
Dari beberapa hal diatas dapat dikatakan bahwa, banyak hal yang memerlukan
perhatian lebih lanjut dalam proses pembinaan dan pengembangan sentra
bisnis UKM pasca dukungan perkuatan, termasuk juga keterkaitan sentra
dengan lembaga-lembaga pelaksana yang melakukan dukungan perkuatan
antara lain BDS dan KSP/USP.
1.2. Rumusan Masalah
Dari berbagai permasalahan yang ada, terdapat tiga masalah yang akan dilihat
dalam pengkajian ini yaitu:
a. Bagaimana kemandirian dan kesiapan sentra bisnis UKM pasca dukungan
perkuatan dalam hal kemampuan dan kompetensinya menghadapi
tantangan kompetisi bisnis.
b. Apa key success factors yang menentukan keberhasilan sentra bisnis,
serta merumuskan strategi tahap lanjut pengembangannya.
c. Seberapa besar dan bagaimana peran BDS dan KSP/USP dalam
pengembangan sentra bisnis UKM.
1.3. Tujuan dan manfaat
Kajian ini bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi dan menganalisis perkembangan sentra bisnis yang
mendapat dukungan finansial dan non finansial
b. Menganalisis kesiapan dan kemandirian sentra-sentra bisnis pasca
dukungan perkuatan
c. Menginventarisasi bentuk-bentuk fasilitas yang diperlukan oleh sentra
bisnis pasca dukungan perkuatan
Hasil kajian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi
pemerintah dalam perumusan kebijakan pengembangan tahap lanjut sentra
bisnis UKM pasca dukungan perkuatan dan perbaikan pembinaan bagi sentra
yang masih dalam proses dukungan perkuatan
II. KERANGKA BERPIKIR
Yang dimaksud dengan sentra bisnis pasca dukungan perkuatan adalah sentrabisnis
yang telah mendapat dukungan perkuatan non finansial selama 3 tahun,
sementara dukungan finansial melalui KSP/USP masih berlanjut. Sesuai dengan
tujuan pemberian perkuatan, seyogyanya bagi sentra bisnis yang sudah selesai
periode perkuatannya sudah mampu menjalankan dan mengembangkan sentranya
sendiri dengan atau tanpa bantuan. Hasil analisis sementara menyatakan belum
terlihat adanya perkembangan yang signifikan terhadap kelompok sentra tersebut
di atas.
Untuk lebih memfokuskan kajian ini, maka objek amatan akan dibatasi pada 10
sektor yang cukup dominan diusahakan oleh sentra. Hasil kajian Kementerian
Koperasi dan UKM tahun 2004, menginformasikan jumlah sentra mencapai 1120
unit yang tersebar dalam 47 sektor usaha. Dari jumlah itu terdapat 10 sektor utama
(67,75%) yang dikelola oleh banyak sentra, dengan komposisi penyebaran sebagai
berikut :
(1) industri barang-barang kayu/bambu/rotan 168 unit (18,30%)
(2) perikanan laut dan hasil laut lainnya 87 unit(9,48%)
(3) tanaman perkebunan dan tanaman lainnya 75 unit(8,17%)
(4) industri tekstil dan tekstil jadi kecuali pakaian 59 unit (6,43%)
(5) industri roti, biskuit, mie, makaroni, lainnya 53 unit(5,78%)
6) industri pakaian jadi dan barang rajutan 49 unit (5,43%)
(7) unggas dan lain-lainnya 37 unit (4.03%)
(8) peternakan 35 unit (3,81%)
(9) perikanan darat dan hasil perairan darat 32 unit (3.49%)
(10) industri barang-barang dari tanah liat 27 unit(2.94%)
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, maka kajian ini didekati melalui pola
sebagaimana terlihat pada skema 1.
Skema 1
SENTRA
YANG SUDAH
HENTI BANTU
ANNYA
DUKUNGAN BANTUAN
PERKUATAN SEBAGAI
“PROYEK” (3 TAHUN)
BDS KSP/USP
KERJASAMA
PEMBINAAN
BANTUAN PERKUATAN
FINANSIAL
BANTUAN PERKUATAN
NON FINANSIAL
DUKUNGAN
DANA UNTUK
OPERASIONAL
DUKUNGAN
DANA (map) UNTUK
UKM DI SENTRA.
Stop
programnya
Bagaimana:
- KINERJANYA ?
- KEMANDIRIANNYA?
- PERTUMBUHANNYA ?
Bagaimana:
TAHAP
PENGEMBANGAN
STRATEGIS SELAN
JUTNYA?
YANG MASIH
MEMPEROLEH
BANTUAN?
SENTRA Bagaimana:
- KINERJANYA ?
- PERTUMBUHANNYA ?
- PROSPEK PERKEMBANGAN?
PADA SAAT KAJIAN DILAKUKAN?
Apakah Sentra memerlukan
dukungan bantuan perkuatan
lainnya? Kalau ya, apa bentuk
nya?
Bagaimana :
STATUS
POSISI &
PERANNYA?
Bagaimana :
STATUS
POSISI &
PERANNYA?
Yang dapat menggam
barkan proyeksinya.
Stop
programnya
DUKUNGAN BANTUAN
PERKUATAN SEBAGAI
“PROYEK” (3 TAHUN)
Berdasarkan pengertian seperti di atas, sentra yang menjadi objek kajian adalah
sentra yang memperoleh bantuan perkuatan selama 3 tahun (dibangun tahun 2001-
2002) dengan memakai metode terminate evaluation, dan sentra yang masih
memperoleh bantuan (2002 2004) dengan menggunakan metode on going
evaluation.
2.1 Ruang Lingkup
Ruang lingkup kajian meliputi :
a. Menganalisis dampak dukungan perkuatan terhadap peningkatan kapasitas
bisnis UKM di sentra bisnis. Analisis ini mencakup penilaian terhadap
komponen output, dan komponen UKM dari sentra bisnis.
b. Menganalisis dampak perkuatan terhadap kemandirian sentra bisnis.
c. Analisis tentang bentuk-bentuk dukungan perkuatan yang dibutuhkan oleh
sentra pasca dukungan perkuatan.
d. Memotret dan menganalisis kinerja sentra bisnis UKM yang masih
mendapat dukungan perkuatan.
e. Menganalisis efektivitas peran BDS dan KSP dalam pengembangan sentra
bisnis.
III. METODE KAJIAN
Kajian ini termasuk jenis survei, yang dilaksanakan di 32 propinsi. Metode
pengumpulan data yang digunakan quantitative research yaitu melalui pendekatan
quantitative survey dengan menggunakan kuesioner berstruktur dan desk research
atas materi terkait.
Data yang akan dianalisis adalah data primer dan data sekunder. Data primer
berupa data runtun waktu (time series) dan cross section yang dikumpulkan dari
lapangan terhadap Sentra bisnis UKM, UKM, BDS, KSP/USP, dan Dinas Koperasi
dan UKM kabupaten/kota dan propinsi dengan menggunakan kuesioner terstruktur
Jumlah responden kajian terdiri dari 84 sentra yang terdiri dari 10 sektor yaitu
industri kayu/rotan/bambu, perikanan laut, perkebunan, tektil, makanan dan
minuman, pakaian jadi, unggas, peternakan, perikanan darat, barang-barang dari
tanah liat yang meliputi 840 UKM, 84 BDS dan 84 KSP/USP.
Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah :
q. Analisis deskriptif dan Chi-Square, dilakukan untuk menggambarkan
tentang kondisi dan posisi responden dengan memakai metode distribusi
frekwensi. Analisis distribusi frekwensi ini akan menggambarkan
kecenderungan frekwensi variabel yang diamati.
q. Pendekatan matrix profil kompetitif : pendekatan ini ditujukan untuk menilai
kinerja sektor unggulan yang akan diproyeksikan untuk menuju ke kluster
(metode pembobotan dan rating)
q. Analisis EFE (External Factor Evaluation) : analisis ini ditujukan untuk
menentukan seberapa besar peluang dan ancaman yang dihadapi oleh sentra
pada 10 sektor
q. Analisis IFE (Internal Factor Evaluation) : analisis ini ditujukan untuk
menentukan seberapa besar kekuatan dan kelemahan sentra pada 10 sektor
q. Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, And Threats) : untuk
menentukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh
masing masing sentra bisnis UKM pada 10 sektor
q. Matrix internal external : analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran
strategi yang lebih spesifik untuk memfokuskan pada hasil penghitungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar