JOKOWI
BERENCANA TERAPKAN JAM WAJIB BELAJAR
Jakarta
– Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
berencana menerapkan jam belajar bagi para siswa di Ibu Kota. “Untuk
meminimalisasi perbuatan negatif, seperti membolos dan berujung tawuran,” kata
Jokowi setelah menghadiri acara Majelis Tafsir Agama di Istora Senayan,
kemarin. Jam wajib belajar, menurut dia, berbeda dengan jam malam karena jam
wajib belajar lebih menekankan agar siswa berdisiplin.
Jika
kebijakan ini diterapkan, Jokowi menjelaskan, seorang siswa dilarang keluyuran
di luar sekolah tanpa alasan yang jelas. ”Jam wajib belajar akan memantau pergerakan siswa di
luar,”ujarnya. Jokowi menilai aturan yang ada sekarang masih longgar, sehingga
siswa baru ditindak ketika berbuat onar. Namun Jokowi tidak mau terburu-buru
mengesahkan aturan jam wajib belajar. “Harus minta pendapat dulu dari Dinas
Pendidikan, komite sekolah, dan orang tua murid,”ujarnya.
Sekretaris
Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listyarti mendukung rencana jam
wajib belajar. Hanya, menurut dia, kebijakan ini perlu memperhatikan para siswa
yang sekolah pada pagi dan siang hari. “Apakah mereka yang sekolah di siang
hari mendapat perlakuan khusus?” ujarnya.
Alasannya,
bisa saja siswa berada di jalan pada siang hari karena dia sedang menuju
sekolah. Adapun soal sanksi, Retno berharap hukuman yang dijatuhkan mampu
menimbulkan efek jera dan bukan hukuman fisik. “Jangan sampai melanggar
ketentuan tentang perlidungan anak,” katanya.
Menanggapi
rencana jam wajib belajar, Kepala Divisi Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar
Rikwanto menyatakan polisi siap mendukung kebijakan tersebut. “Kalau program
diluncurkan, kami bisa membantu.” Ujarnya. Hanya, Rikwanto belum mengetahui apa
peran kepolisian, karena belum ada pembahasan dengan pemerintah propinsi DKI
Jakarta.
Sementara itu, Kepala sekolah SMP 14
Jakarta Timur, Etin Rohaetin, menilai jam wajib belajar tidak diperlukan.
“Karena sejak dulu sudah ada jam belajar untuk siswa, dan itu sudah cukup,”
katanya. Kunci dari pelaksanaan jam belajar yang sudah ada itu, Etin berujar,
adalah memaksimalkan peran oang tua agar lebih komunikatif dengan
putra-putrinya. Adapun para guru, dia
melanjutkan, harus menerapkan metode belajar yang membuat siswa nyaman di dalam
kelas.
Koran Tempo, Kolom Berita Utama, Senin, 16
September 2013, Hal A4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar