KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN MOBIL MURAH (LCGC)
Dewasa ini kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi) telah berkembang pesat, seiring dengan perkembangan zaman banyak
pula teknologi-teknologi yang sangat canggih. Seperti hand phone, komputer,
laptop dan lain-lain. Nah disini saya akan membahas tentang kelebihan dan
kekurangan mobil murah, atau yang lebih sering disebut dengan LCGC.
Kelebihan
atau keunggulan mobil murah sebenarnya ada, namun masyarakat sudah terlanjur kesal,
marah, dan muak dengan kemacetan yang ada di kota Jakarta ini. Yang mulai
terlihat pada jam-jam berangkat ke kantor tepatnya di pagi hari sampai sore hari sekitar pukul 3-4 pada jam
pulang kantor. Adapun menteri yang
menyatakan dukungannya pada mobil murah ini,
salah satunya Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto
menyatakan mendukung program
mobil murah. Bahkan ia menyatakan hendak
membelinya. "Mobil murah? Saya mau beli mobil murah," katanya usai
meresmikan pemancangan proyek jalan tol Solo-Ngawi di Desa Kemiri, Kecamatan
Kebakkramat, Karanganyar, Kamis, 26 September 2013.
Namun ketika disinggung perihal kesiapan
infrastruktur jalan menyambut kemungkinan meledaknya jumlah kepemilikan mobil
akibat program mobil murah, Djoko enggan berkomentar. "Pokoknya saya mau
beli mobil murah," ujarnya sambil menghindari dari kerumunan wartawan.
Sebelumnya
sejumlah kalangan, termasuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menolak kehadiran
program mobil murah di Jakarta. Alasannya pertumbuhan infrastruktur jalan jauh
lebih rendah dibanding pertumbuhan mobil. Jika program mobil murah dilaksanakan,
jalanan ibu kota dikhawatirkan akan semakin sesak oleh mobil pribadi. Tapi
terlepas dari pernyataan Gubernur DKI, mungkin mobil murah perlu didukung, agar
semua kalangan dari masyaratakat bawah bisa menikmati mobil murah ini.
Dari
sisi kekurangannya pun tidak kalah banyak, banyak pihak terutama dari kalangan
masyarakat yang menyayangkan mengapa Pemerintah pusat bisa-bisanya mengeluarkan
kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan Pemerintah daerah DKI yang secara
terang-terangan menolak untuk adanya mobil murah, karena bisa memperparah
kemacetan yang setiap hari terjadi di jalanan ibukota. Dari awal pun kebijakan
ini tidak sama sekali sesuai atau membantu dengan program-program yang telah
dicanangkan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan
di jalanan.
Gubernur
DKI pun mengaku senang karena ternyata banyak kepala daerah yang juga menolak
kebijakan mobil murah atau Low Cost Green Car (LCGC). Namun, Jokowi tidak
mengetahui alasan beberapa kepala daerah menolak kebijakan pemerintah pusat
soal mobil murah. Baginya penolakan itu sudah cukup membuatnya merasa senang.
"Senang
(banyak dukungan dari wali kota dan kepala daerah lain), tapi alasannya apa, ya
tanyakan ke sana (kepala daerah yang menolak)," kata Jokowi di kantornya,
Selasa (24/9/2013). Pemprov DKI menolak kebijakan itu, lanjut dia, karena
melihat kondisi Jakarta saat ini sudah sangat macet sehingga kebijakan mobil
murah tidak benar. "Yang benar transportasi murah, yang dibutuhkan Jakarta
transportasi massal murah, bukan mobil murah," ujarnya. Selain itu, mantan wali kota Surakarta ini mengungkapkan rencana untuk
menghancurkan mobil setelah 10 tahun itu, masih dalam proses. "Itu masih
proses, apakah 10 tahun, 25 tahun, tapi itu masih proses. Semuanya dalam
proses," tandasnya.
Koran Tempo: 26 September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar