Senin, 21 Oktober 2013

Softskill Pembahasan 1

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MOBIL MURAH (LCGC)


           Dewasa ini kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) telah berkembang pesat, seiring dengan perkembangan zaman banyak pula teknologi-teknologi yang sangat canggih. Seperti hand phone, komputer, laptop dan lain-lain. Nah disini saya akan membahas tentang kelebihan dan kekurangan mobil murah, atau yang lebih sering disebut dengan LCGC.

       Kelebihan atau keunggulan mobil murah sebenarnya ada, namun masyarakat sudah terlanjur kesal, marah, dan muak dengan kemacetan yang ada di kota Jakarta ini. Yang mulai terlihat pada jam-jam berangkat ke kantor tepatnya di pagi hari  sampai sore hari sekitar pukul 3-4 pada jam pulang kantor. Adapun  menteri yang menyatakan dukungannya pada mobil murah ini,  salah satunya Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menyatakan mendukung program mobil murah. Bahkan ia menyatakan hendak membelinya. "Mobil murah? Saya mau beli mobil murah," katanya usai meresmikan pemancangan proyek jalan tol Solo-Ngawi di Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar, Kamis, 26 September 2013.

    Namun ketika disinggung perihal kesiapan infrastruktur jalan menyambut kemungkinan meledaknya jumlah kepemilikan mobil akibat program mobil murah, Djoko enggan berkomentar. "Pokoknya saya mau beli mobil murah," ujarnya sambil menghindari dari kerumunan wartawan.


     Sebelumnya sejumlah kalangan, termasuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menolak kehadiran program mobil murah di Jakarta. Alasannya pertumbuhan infrastruktur jalan jauh lebih rendah dibanding pertumbuhan mobil. Jika program mobil murah dilaksanakan, jalanan ibu kota dikhawatirkan akan semakin sesak oleh mobil pribadi. Tapi terlepas dari pernyataan Gubernur DKI, mungkin mobil murah perlu didukung, agar semua kalangan dari masyaratakat bawah bisa menikmati mobil murah ini.

      Dari sisi kekurangannya pun tidak kalah banyak, banyak pihak terutama dari kalangan masyarakat yang menyayangkan mengapa Pemerintah pusat bisa-bisanya mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan Pemerintah daerah DKI yang secara terang-terangan menolak untuk adanya mobil murah, karena bisa memperparah kemacetan yang setiap hari terjadi di jalanan ibukota. Dari awal pun kebijakan ini tidak sama sekali sesuai atau membantu dengan program-program yang telah dicanangkan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di jalanan.

        Gubernur DKI pun mengaku senang karena ternyata banyak kepala daerah yang juga menolak kebijakan mobil murah atau Low Cost Green Car (LCGC). Namun, Jokowi tidak mengetahui alasan beberapa kepala daerah menolak kebijakan pemerintah pusat soal mobil murah. Baginya penolakan itu sudah cukup membuatnya merasa senang.

        "Senang (banyak dukungan dari wali kota dan kepala daerah lain), tapi alasannya apa, ya tanyakan ke sana (kepala daerah yang menolak)," kata Jokowi di kantornya, Selasa (24/9/2013). Pemprov DKI menolak kebijakan itu, lanjut dia, karena melihat kondisi Jakarta saat ini sudah sangat macet sehingga kebijakan mobil murah tidak benar. "Yang benar transportasi murah, yang dibutuhkan Jakarta transportasi massal murah, bukan mobil murah," ujarnya.  Selain itu, mantan wali kota Surakarta ini mengungkapkan rencana untuk menghancurkan mobil setelah 10 tahun itu, masih dalam proses. "Itu masih proses, apakah 10 tahun, 25 tahun, tapi itu masih proses. Semuanya dalam proses," tandasnya.


Koran Tempo: 26 September 2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar