Senin, 21 Oktober 2013

Softskill Pembahasan 3

DAMPAK EKONOMI BAGI INDONESIA PADA ACARA MISS WORLD 2013


         Miss world adalah ajang kontes kecantikan yang berskala internasional yang diprakarsai oleh Eric Morley pada tahun 1951 dan diadakan pertama kali di Negara Inggris. Setelah kematiannya pada tahun 2000, istri Morley, Julia Morley, menggantikannya sebagai ketua dari kontes Miss World ini. Bersama rivalnya Miss Universe dan Miss Earth, kontes ini menjadi yang dikenal luas oleh masyarakat dunia. Pemenang menghabiskan waktu setahun berkeliling dunia sebagai wakil dari Miss World Organization dan berbagai acaranya.


          Selanjutnya kita akan membahas sedikit tentang dampak ekonomi yang terjadi pada Indonesia dalam penyelenggaraan acara Miss World 2013 yang berlangsung di Bali ini. Sesungguhnya ajang Miss World ini dinilai mampu mendongkrak citra pariwisata Bali sebagai daerah tujuan wisata internasional. 

        "Ajang itu akan memberikan dampak positif  bagi ekonomi pariwisata Bali sekaligus ajang promosi pariwisata bagi Indonesia dan Pulau Dewata," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Bagus Kade Subikshu di Denpasar. –antara news. Menurut dia, ajang ratu dunia itu memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat di Pulau Dewata di antaranya dengan tingginya permintaan akomodasi, kuliner, dan transportasi. Kunjungan ke sejumlah objek wisata di Pulau Dewata juga menjadi promosi gratis bagi para kontestan dari 130 negara di seluruh dunia itu.

             Para wanita cantik dan bertalenta itu rencananya akan mengunjungi Tanah Lot di Tabanan, Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Jimbaran, Bali Safari di Gianyar, dan Pura Besakih di Karangasem. Terkait kunjungan ke Pura Besakih, kata dia, sudah dikoordinasikan kepada pemerintah setempat termasuk pengurus pura dan masyarakat desa.

            "Pura itu akan menjadi salah satu daya tarik luar biasa bagi para kontestan dan mereka akan mengenakan pakaian yang santun sesuai dengan tata kerama memasuki pura.” Katanya. Selama masa karantina di Pulau Dewata hingga 14 September 2013, Miss World diikuti 130 perwakilan dari seluruh dunia yang berkompetisi memerebutkan mahkota ratu sejagad yang finalnya akan digelar di Bogor, Jawa Barat, 28 September 2013. Ajang ratu sejagad itu diharapkan berkontribusi dalam jangka pendek maupun panjang bagi perkembangan pariwisata Pulau Dewata, sebagai barometer pariwisata Tanah Air.

         Kunjungan wisatawan mancanegara juga diharapkan melonjak dengan diadakannya Miss World 2013. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama periode Januari-Juli 2013 mencapai 1,79 juta orang atau naik 7,11 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sementara itu pada Juli 2013, jumlah wisman naik sebesar 9,71 persen dengan total kedatangan mencapai 297.878 orang jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

       Disamping itu, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, menyatakan tetap menghargai aspirasi pihak-pihak menentang diadakannya ajang Miss World 2013 di Indonesia. Menurut dia, perbedaan pendapat itu tidak menjadi ancaman serius kontes kecantikan sejagat itu. "Jadi tadi kan sudah diputuskan dalam rapat koordinasi. Aspirasi masyarakat harus kita hargai dan tidak ada masalah," kata Sapta kepada wartawan usai jumpa pers di rumah dinas Wakil Presiden Boediono, Menteng, Jakarta Pusat.

      Sapta berdalih, penyelenggaraan Miss World 2013 di Bali banyak memiliki dampak positif buat Indonesia. Menurut dia, Indonesia bisa memperkenalkan kebudayaan dan adat istiadat kepada masyarakat internasional. "Dampak positif kita enggak cuma memperkenalkan Indonesia. Tapi juga memberitakan sisi baik Indonesia," ujar Sapta.

       Hal ini bertentangan dengan sikap beberapa organisasi Islam yang menentang penyelenggaraan Miss World 2013. Menurut Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Front Pembela Islam, Forum Umat Islam, Hizbut Tahrir Indonesia, dan Majelis Ulama Indonesia, ajang kontes kecantikan itu tidak pantas diselenggarakan di Indonesia.  Alasan mereka gelaran itu tidak memiliki manfaat sedikitpun, dan bertentangan dengan syariat Islam. Acara itu juga dianggap menodai citra bangsa Indonesia yang mayoritas muslim. Tapi bagaimanapun juga kita tidak mungkin melihat dari satu sisi saja, melainkan dari banyak sisi, acara ini sangatlah bagus untuk sektor ekonomi pariwisata bagi Indonesia sendiri.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar